![]() | |
| Mahasiswa di Yogya Ikutan Demo Buruh; nasional.news.viva.co.id |
1 Mei, merupakan tanggal dimana para buruh sedunia mengaspirasikan suara mereka secara masal. May
Day, adalah nama penggunaan secara universal untuk menjelaskannya. Para buruh biasanya menyuarakan hak mereka dengan cara
berdemonstrasi ataupun dengan menulis petisi keinginan mereka, tetapi, mengapa
para mahasiswa juga turut ikut serta dalam demonstrasi buruh?
Aneh tapi nyata,
demonstrasi para buruh sering dipadati oleh mahasiswa, khusunya di Indonesia. Jika
dilihat secara fakta, pengadaan hari buruh adalah untuk para buruh
memperjuangkan hak mereka, serta mengajukan kebijakan untuk kesejahteraan
mereka yang layak. Tetapi para mahasiswa justru sering mengikuti kelompok buruh,
membuat keramaian lebih, mengikuti pengajuan orasi dan terkadang menimbulkan amarah juga kontroversi di antara buruh.
Mahasiswa yang tidak mengetahui betul apa keinginan, masalah inti ataupun hak
yang semestinya diterima para buruh, akhirnya melakukan orasi secara “buta” yang tentu mengacaukan maksud inti dari May Day
itu sendiri. Citra dari seorang mahasiswa yang dikenal sebagai penerus bangsa
dan kaum elit pengetahuan, hancur hanya karena beberapa mahasiswa yang tidak
bertanggung jawab itu. Lalu, apa gambaran citra bangsa Indonesia jika kaum muda melakukan hal
seperti ini?
Sebagai seorang mahasiswa,
menyuarakan aspirasi merupakan hal yang wajar, tetapi jika dilakukan di tempat
dan waktu yang tepat. Mahasiswa bagaikan emas yang sedang dalam proses ukiran
mahalnya pendidikan, jika emas tersebut rusak dalam ukiran, maka harga pun akan
jatuh. Jika pendidikan yang didapat malah diproyeksi dalam hal yang
bertentangan, maka citra juga kehidupan di masa depan pun akan hancur bagi
mahasiswa itu sendiri. Jika May Day
dipergunakan dengan semestinya tanpa campur tangan mahasiswa, semua akan berjalan
lancar kan? Semoga saja...
By:
Kirti Parkash
[pemenang lomba Short Essay Young&Loud]

No comments:
Post a Comment