Saturday, June 15, 2013

Tapakan Bullying Jangan Dianggap Remeh

 
taken from : weheartit.com/jmino
 
Bullying atau yang biasa kita kenal dengan nama bully diambil dari kata bahasa Inggris yang artinya mengintimidasi atau menggertak. Banyak banget kasus bullying ini yang sudah terjadi di Indonesia, bahkan mungkin di antara kita ada yang pernah mengalami hal tersebut. Di Indonesia sendiri sudah masuk daftar negara yang memuliki kasus bullying tertinggi ke
dua, dimana posisi pertama diduduki oleh Jepang dan posisi ketiga diduduki  oleh Amerika Serikat atau Kanada. Cukup mengejutkan!

Akhir-akhir ini ada seorang akun youtube yang pernah mengunduh aksi bullying anak SMA yang merebut pacarnya dengan adanya adegan tampar-tamparan dan jambak-jambakan, yang seorang tidak berdaya untuk melawan dan terus meminta maaf. Selain itu beberapa tahun silam juga kita dikejutkan dengan aksi Geng Nero yang suka melakukan aksi bullying dan direkam. Memang rasanya tidak manusiawi.

Sebenarnya seperti apa sih yang dikatakan bullying itu? Menurut Coloroso (2006: 44-45) bullying memiliki 4 unsur berikut:
  1. Ketidakseimbangan kekuatan (imbalance power). Pelaku bullying merasa dirinya lebih tua, lebih besar, lebih memiliki power, dan merasa dirinya lebih menyudutkan yang lawannya dengan perkataannya. Status sosial dan ras yang berbeda juga bisa menjadi alasan adanya bullying, ketika orang tersebut tidak bisa membuka pikirannya terhadap suatu perbedaan.
  2. Keinginan untuk mencederai (desire to hurt). Keinginan untuk menyakiti orang karena rasa tidak suka yang sangat amat, pelaku bullying akan melakukan hal yang bisa menyakiti lawannya secara fisik maupun secara verbal, yang mana nanti akan berdampak ke psikologis si korban bullying tersebut. Ketika lawannya berhasil tersakiti, pelaku bullying ini akan merasa senang dan puas akan perbuatan yang sudah mereka lakukan.
  3. Ancaman agresi lebih lanjut. Bullying merupakan tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dan tidak akan berhenti di satu titik saja.
  4. Teror. Ini merupakan tahapan yang meningkat dari ketiga unsur tersebut. Disini tujuan bullying untuk mengintimidasi akan tercapai. Ini bisa menyebabkan si korban trauma secara lahiriah maupun secara psikologis.
 Selain itu, hal-hal kecil bisa terbilang sebagai bullying lho Youngsters, seperti memanggil dengan julukan, mengatakan hal yang sebenarnya tidak benar / fitnah, memukul, menendang, mengabaikan ataupun mengucilkan orang lain akan sebuah alasan. Gampang banget terlihat di sekitar kita mengenai kasus tersebut, apalagi di dunia maya seperti social media tidak lagi perlu ditutupi.

Nggak jarang kita temui berita banyak anak korban bullying yang bunuh diri karena nggak tahan akan situasi tersebut yang ia terima setiap harinya. 

Karena semuanya bisa mulai dari sendiri, coba kita mulai untuk berpikir terbuka terhadap segala perbedaan yang ada, berpikir positif kenapa sebuah masalah bisa terjadi (jangan main judging aja). Berbica terus terang secara baik-baik kalo ada masalah dengan teman kita dan nggak ngomongin mereka di belakang yang nantinya malah menyakiti mereka. Kita juga harus terbuka dengan kritikan orang jangan gampang sakit hati, karena dengan kritikan kita bisa menjadi orang yang lebih baik, walau itu menyakitkan.

Untuk yang berada di dalam situasi bullying, jangan sampai diri kita diinjak seenaknya oleh lawan kita. Biarkan saja mereka berusaha menginjak kita, tapi kita jangan menginjak mereka. Ambil waktu dan pungtuasi yang tepat untuk berbicara kepada mereka secara baik-baik, kenapa mereka melakuka hal itu terhadap kita? Siapa tahu dengan terbuka satu sama lain kita malah jadi nambah teman, bukan nambah musuh :)
Kan capek ya kalo nambah musuh, udah makan hati dan emosi.

Taylor Swift aja sampai bikin lagu tentang bullying...! Dengerin yuk Youngsters!


“If you're horrible to me, I'm going to write a song about it, and you won't like it. That's how I operate.”
-Taylor Swift-

No comments:

Post a Comment